terlalu banyak tragedi yang terkubur. dinegeriku kini keanehan
menjadi hal yang lumrah.
Jika Taufik Ismail pernah menulis puisi Malu Aku jadi Orang Indonesia
(MAOI) rasanya tak berlebihan dan tak dibuat-buat. dan sekarang,
mungkin sedikit orang yang malu menjadi orang Indonesia, bukan karena
korupsi telah hilang atau kemiskinan hanya cerita tapi mungkin urat2
malunya telah putus. orang-orang sudah beranggapan tak akan hidup
bila mengandalkan malu.
negriku kaya raya dari sabang sampai meroke. pulau-pulau berjajar
mennggu giliran untuk dijual.
kini dari sabang sampai meroke berjajar barak-barak pengungsi.
hanya di negeriku ada jenderal berbintang lima.
hanya di negeriku disaat derasnya bencana/. para pemimpin negeri ini
sibuk mencairkan gajih ke tigabelas. dan hanya dinegeriku gajih
bulanan berjumlah 13.
dinegriku anak-anak diajarkan prinsip Lao Tse oleh guru-guru "kamu
beri ikan, kamu hanya beri makan sekali. kamu beri kail kamu kasih
makan seumur hidup" tapi orang-orang miskin dinegeriku dikasih
subsidi setelah dipotong korupsi. (padahal neeh kalau menurut
Nobunaga memberi uang gratis secara Cuma-Cuma kepada rakyat adalah
perbuatan yang akan mendatangkan bahaya bagi yang mmegang tampuk
kekuasaan)
dinegeriku rame-rame teriak bangsa berbudaya dan beradab tapi disaat
harus berpakaian sopan agar seperti orang beradab semua teriak
menolak.
di negeriku bencana Banjir dan kekeringan datang bersamaan.
gunung, hutan, laut, tanah, air, api telah protes ke negeri ni.
Thu Jul 13, 2006 4:09 pm
No comments:
Post a Comment