15 November 2006

Menggemgam Waktu

Manusia sudah menerima hukuman mati, tanpa mengetahui hukuman ini
akan dilaksanakan. Sebagai makhluk terkutuk dan dalam keadaan
menunggu manusia tidak mempunyai pilihan lain kecuali berbuat baik.
Victor Hugo

Aneh!
Begitu komentar mereka tentang salah satu kesukaanku menonton film
yang bertemakan tentang ruang dan waktu. Diantaranya film Quantum
Leap, Time Mechine, Slider, Back to The Future, Mirror, Inuyasha,
Lorong Waktu, dan beberapa seri MIB. kesukaan tersebut mungkin karena
menganggap waktu sebagai misteri.
saking penuh misterinya waktu bahkan JK Rowling pun tergoda untuk
menggunakan "waktu" sebagai kunci dari cerita novelnya (harrpott Vol.
3). bahkan dalam novel Impian-impian Einstein (Einstein Dream's)
konsep waktu begitu absurd. adikodrati!

Dalam film-film tersebut dikisahkan betapa kacaunya konsep tentang
ruang dan waktu. Betapa liarnya imajinasi-imajinasi tentang ruang dan
waktu. Di alam ini teori-teori Newtonian tentang waktu sudah tidak
berlaku.

Diceritakan di film-film tersebut bahwasanya ada dunia lain selain
dunia yang kita jalani sekarang. Ada ruang lain yang juga ditempati
manusia. ada waktu lain yang juga berjalan. Dan tokoh-tokoh film ini
bisa dengan mudahnya memasuki dunia-dunia yang berbeda. Menerobos
kedalam ruang dan waktu yang lain.
Begitu mudahnya dalam film-film tersebut merubah konsepsi tentang
waktu. Namun pada kenyataanya waktu tidak bisa dikendalikan. Ia
berjalan terus tanpa pernah lelah untuk berhenti sejenak.
Ia bergerak dan tak akan melangkah mundur. Itulah mungkin
keistimewaan waktu.
Dari karakter waktu tersebut setiap orang berbeda pandangan mengenai
waktu. Orang barat bilang waktu adalah uang sedangkan pepatah arab
menyatakan waktu adalah pedang bila tak pandai menggunakan ia akan
membunuh dirimu sendiri.

Salah satu Paradigma tentang waktu adalah waktu yang kita miliki atau
waktu kita hidup. Dikisahkan dalam novel Hari Terakhir Seorang
Terpidana Mati seorang pemuda yang masih gagah dan pemberani harus
menjalani hari2 terakhirnya di penjara sambil menunggu waktu eksekusi
mati. Dalam penantian hukuman mati Ia berpikir bahwa ia harus
berbuat baik. Bahwa ia harus melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Jangan sampai hari2 tereakhirnya menjadi sia-sia.
Kemudian ia berencana akan mengisi hari-hari terakhirnya dengan
menulis. Menghabiskan waktu sisanya dengan menceritakan perjalanan
hidupnya samapai hari itu tiba. Namun keraguan datang. Ragu akan
manfaat dari pekerjaan menulisnya. ia panik kenapa harus mati secepat
itu.

mungkin ada akibat dari "kita" (komsat) mengetahui kapan hari
terakhir itu datang. kapan umur kita masih hidup didunia.
ada dua kemungkinan. kita membuat rencana sematang-matangnya
perjalanan sisa hidup kita dan banyak melakukan hal bermanfaat.
atau panik dan salah mengambil keputusan!

No comments: