25 August 2006

memahami Imajinasi

majinasilah yang mengukuhkan Einstein sebagai pelopor fisika modern.
Imajinasi pula yang mengabadikan nama Newton dalam keilmuan,
Imajinasi pula yang mendorong Walt Disney untuk memberi warna dunia
ini.

Begitulah para pengubah dunia. Mewarnai peradaban dengan
imajinasinya. Imajianasi yang membentuk sebuah karya. Imajinasi yang
tidak mati dalam benak tanpa sempat dilahirkan. Imajinasi yang
akhirnya tumbuh menjulang tinggi kepermukaan peradaban, menambah
mercusuar kehidupan.

Ada manusia yang sanggup merealisasikan imajinasinya. Tapi kebanyakan
orang gagal dalam menjadikan imajinasi sebuah karya. Kalah. tak
sanggup memahami sebuah imajinasi.

Zeplin adalah salah satu Imaji-er yang menginginkan terbang. Tapi
wright bersaudara-lah yang sanggup memahami imajinasinya dengan
membuat pesawat terbang. Begitupun Newton. Banyak sekali peristiwa
apel jatuh di dunia, namun hanya Newton yang sanggup
mentranformasikan imajinasi menjadi teori gravitasi. Einstein paham
benar bahwa imajinasi itu tanpa batas. Maka begitupun dengan
keilmuan, ia tak bisa dibatasi oleh teori2 Newtonian tentang ruang
dan waktu. Maka lahirlah teori relativitas. Kepahaman akan dunia
tanpa batas.

Memahami imajinasi adalah sebuah kesulitan. Kesulitan yang akan
menyebabkan imajinasi lahir dalam bentuk seadanya. Minimalis.
Pemahaman terhadap bentuk sebuah imajinasi adalah langkah menjadikan
imajinasi sebagai karya monumental. Karya yang abadi.
Memang sulit untuk dapat memahami imajinasi. Memahami imajinasi
berarti memahami diri sendiri. Memahami keadaan sekitar.
Bila imajinasi pekerjaan pikiran maka memahami imajinasi adalah
bagian pekerjaan hati.

16 August 2006

kegelisahan

Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati.
(Ost. Soe Hok Gie. Cahaya bulan, Erros)


Imajinasi yang mengawali kegelisahan. Dan dari kegelisahan seorang
imaji-er lah karya-karya besar lahir. Seperti kegelisahan Einstein
terhadap teori2 Newtonian yang kaku. Kegelisahan Karl Max atas
otoritas penguasa.

Kegelisahan muncul dari ketidaknyamanan terhadap kondisi yang ada.
Kegelisahan hadir akan kehidupan yang timpang. Jauhnya realita dengan
impian benihnya.
Sulit memang untuk menumbuhkan rasa kegelisahan. Butuh sensitivitas
disana. Perlu kepekaan hati. Menuangkan kegelisahan sehingga
membentuk sebuah karya adalah kesulitan sekaligus kehebatan yang
lain. Kepedulian, kejelian, dan kecermatan yang dibutuhkan
selanjutnya.
Tak banyak orang yang mau pusing dengan keadaan yang ada. Apalagi
memusingkan diri untuk menciptakan keadaan yang baru. Sangat sulit.
Dan melelahkan.

Dari Kegelisahan tak sedikit orang menjadi seorang yang sakit. Mati.
Mereka yang membiarkan kegelisahannya menahun dalam hati.
Menggerogoti kesadarannya. Melumpuhkan aktivitasnya. Mereka
membiarkan kegelisahannya menghantui setiap hari.
Tapi dari kegelisahan pula karya besar lahir. dari kemenangan
menundukkan kegelisahan. Membunuh kegelisahan dengan karya. Menjawab
kegelisahan dengan bekerja. Mereka tak pernah membiarkan kegelisahan
benar-benar menguasainya. Kegelisahan hanya sebagai pemantik-pemantik
gagasan. Dan ketika memulai bekerja kegelisan itu dihempaskan. Ketika
berpikir kegelisahnnya dienyahkan.

Kegelisahan tidak perlu ditakuti ataupun disalahkan. Biarkan ia hadir
sekedar mampir.

13 August 2006

tentang imajinasiku

Ukuran kepala yang relative kecil ini tak pernah terbayangkan
sanggup mengeluarkan imajinasi-imajnasi yang luar biasa. Dahsyat.
Bagi beberapa orang imajinasi sanggup menjangkau masa depan dan
mengetahui (memprediksi) keadaan esok hari. Bahkan imajinasi sanggup
menggambarkan keadaan-keadaan yang absurd.

Datangnya imajinasi dalam kepala ini sering dalam bentuk yang tak
terduga sama sekali. Satu kali datang dengan sosok yang ramah dan
menyenangkan tapi lain waktu imajinasi datang dengan wujud yang
menakutkan dan menyeramkan. Mungkin juga tak masuk diakal. Atau
sesuatu yang bahkan mendekati definisi kegilaan apabila imajinasi-
imajinasi ini aku biarkan.

Meskipun seperti itu, hal yang paling menyenangkan dengan
imajinasi adalah ketika imajinasi itu datang menghampiri. dan
sepertinya, kedatangan imajinasi ini membuat sel-sel kelabu di kepala
saya bersinar dan menyala-nyala dan saya yakin jaringan2 di otakku
akan bertambah. Namun terkadang imajinasi ini sepertinya berontak.
Saat-saat seperti itu imajinasi menggedor-gedor, menderu, bergemuruh
di dalam kepala meminta untuk dikeluarkan. Minta untuk dilahirkan.
Memang sebagian kecil imajinasi-imajinasi ini berhasil
dikeluarkan. Berhasil tergores dalam sebuah buku catatan atau kertas
bekas. Berhasil terekam. Walaupun memang hasilnya kadang menjadi aneh
dari bentuk orsinalnya. Biasanya sosoknya berubah menjadi rusak. Tapi
tak mengapa biasanya saya biarkan. Tak pernah saya sesali walaupun
hasilnya menjadi sosok yang buruk rupa toh akhirnya menjadi sebuah
karya juga. Ya, Memang seperti itulah hasilnya.

Biasanya yang menyebabkan tidak samanya imajinasi awal dengan hasil
akhir adalah tidak adanya kondisi yang prima atau tidak adanya
semangat dalam proses tranformasi tersebut.
Kebanyakan imajinasi itu tak berhasil saya tranformasikan. Tak
sempat saya rekam dalam bentuk apapun. Dan apabila sudah seperti ini,
imajinasi biasanya hilang. Tak berbekas tanpa menyisakan secercah
darah dalam ingatan. Seperti tertelan bumi. Dan untuk mencari
imajinasi yang hilang adalah sesuatu yang payah rasanya.
Pernah beberapa, waktu imajinasi ini tak pernah datang ataupun
terlintas dalam benakku sedikitpun. Saat-saat kering dari ide atau
gersang sepeti ini adalah saatnya meninggalkan rumah, meninggalkan
Malang, atau bahkan menghilang.

Hal lain yang menarik dari imajinasi adalah ia sering datang
ditempat dan waktu yang tak pernah terduga. Datang secara tiba-tiba
dan memeritah untuk segera berwujud. Saat-saat yang sering ketika
imajinasi datang adalah waktu aku menjelang tidur, saat sedang
berkendaraan dan saat jalan-jalan. Kadang di saat-saat sholat
imajinasi berkelebatan di kepala ini. (saya seeh udah niat sholat
khusyu, tapi klo pada saat sholat dating ide yaa.. itu khan efek
samping…)

Bagiku salah satu yang bisa membuat imajinasi ini lahir dalam
bentuk yg real adalah dengan menulis atau menggambar. Meskipun pada
akhirnya tulisan itu berbentuk rusak tanpa arti. Tapi itulah
keistimewaan menulis bagiku. Pekerjaan ini tak bisa tergantikan oleh
orang lain. Bahkan seorang pengarang berpendapat menulis adalah
pekerjaan yang lebih tinggi dari dosen atau rector. Pasalnya ketika
dosen atau rector berhenti atau meninggal, posisinya bisa di gantikan
oleh orang lain. Tapi posisi seorang penulis tak bisa digantikan oleh
penulis lain.

Hal lain yang menyenangkan dari kegiatan menulis ini adalah
uniknya sebuah karya hasil imajinasi. Tulisan satu dengan karya lain
pasti berbeda, ketika penulisnya berbeda. Walaupun dengan judul yang
sama. Karya Romeo and Juliet Shekpere pasti berbeda dengan karya
Romeo n Juliet karya nietscze atau karya Anda. Uniknya lagi adalah
andaikan dulu telephone tidak ditemukan oleh Graham bell, pasti akan
ditemukan oleh orang lain karena ilmu teknologi pada saat itu ilmu2
pengetahuan sudah mendukung dan mengarah kepada pembuatan telephone.
Berbeda jika romeo n Juliet tak pernah ditulis oleh Sheksphere. Kisah
itu takkan pernah ada.

Pada akhirnya bagiku Menulis dan aktivitas lain dalam
merealisasikan imajinasi adalah pekerjaan yang dapat menghasilkan
sebuah keindahan dan ketentraman dan lebih mendekatkan kepada diri
kita sendiri. Meskipun definisi keindahan masih sebuah misteri bagiku.
Kita menyukai sebuah tulisan karena emang mewakili sebagian
imajinasi kita atau bagian dari diri kita. Seperti halnya kita
menyukai senyuman lukisan Monalisa, karena ketika melihat senyuman
Monalisa seperti melihat senyuman kita sendiri.