16 August 2006

kegelisahan

Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati.
(Ost. Soe Hok Gie. Cahaya bulan, Erros)


Imajinasi yang mengawali kegelisahan. Dan dari kegelisahan seorang
imaji-er lah karya-karya besar lahir. Seperti kegelisahan Einstein
terhadap teori2 Newtonian yang kaku. Kegelisahan Karl Max atas
otoritas penguasa.

Kegelisahan muncul dari ketidaknyamanan terhadap kondisi yang ada.
Kegelisahan hadir akan kehidupan yang timpang. Jauhnya realita dengan
impian benihnya.
Sulit memang untuk menumbuhkan rasa kegelisahan. Butuh sensitivitas
disana. Perlu kepekaan hati. Menuangkan kegelisahan sehingga
membentuk sebuah karya adalah kesulitan sekaligus kehebatan yang
lain. Kepedulian, kejelian, dan kecermatan yang dibutuhkan
selanjutnya.
Tak banyak orang yang mau pusing dengan keadaan yang ada. Apalagi
memusingkan diri untuk menciptakan keadaan yang baru. Sangat sulit.
Dan melelahkan.

Dari Kegelisahan tak sedikit orang menjadi seorang yang sakit. Mati.
Mereka yang membiarkan kegelisahannya menahun dalam hati.
Menggerogoti kesadarannya. Melumpuhkan aktivitasnya. Mereka
membiarkan kegelisahannya menghantui setiap hari.
Tapi dari kegelisahan pula karya besar lahir. dari kemenangan
menundukkan kegelisahan. Membunuh kegelisahan dengan karya. Menjawab
kegelisahan dengan bekerja. Mereka tak pernah membiarkan kegelisahan
benar-benar menguasainya. Kegelisahan hanya sebagai pemantik-pemantik
gagasan. Dan ketika memulai bekerja kegelisan itu dihempaskan. Ketika
berpikir kegelisahnnya dienyahkan.

Kegelisahan tidak perlu ditakuti ataupun disalahkan. Biarkan ia hadir
sekedar mampir.

No comments: