24 September 2006

K3 tempat singgah sementara

Kepengurusan dan keanggotaan KAMMI (K3) yang terbatas (adanya
pergantian dan masa berlaku) memang telah menmbuhkan fluks. Tapi
dari keadaan seperti itu apakah dapat diharapkan sebuah kematangan
sikap, kestabilan organisasi dan kelengkapan konsepsi.

Di K3 begitu beberapa orang pimpinannya akan mencapai tingkat
kematangan diri yang akan dituangkan dalam sikap organisasi, yang
tentunya dalam tahap implementasiaannya memerlukan waktu, dan belum
sampai konsepsinya menjadi membuahkan hasil telah sampai baginya
untuk meninggalkan K3. lalu apakah para penggagas sikap terdahulu
yang sudah bukan anggota k3 itu bisa meng-gu-gat K3.
Apakah bisa memprotes jika hasil "ijtihad" nya tidak dijalankan atau
malah menyimpang dari harapan.

K3 hanya menjadi tempat tinggal sementara bagi mahasiswa
seorang muslim untuk membina dan keIslaman . Hanya itu. Sebagai
tempat berteduh sementara. Rumah singgah sementara dalam perjalanan
hidup yang panjang. Sedangkan Sebuah kematangan sangat mungkin akan
diperoleh ketika para kader K3 sudah keluar dari K3.

Karena itu tidak bisa menuntut suatu hal dar k3 sama dengan apa
yang kita bisa tuntut dari NU or Muhammadiyah atau dari yang lainnya.
Mereka adalah organisasi yang ditinggali berpuluh-puluh tahun dan
orang bisa menempatkan kematangan-kematangan pada sikap organisasi
mereka. Karena itu tidak heran dan sudah sepatutnya bila yang
dikeluarkan k3 itu merukan sikap-sikap yang tidak lengkap tapi
spontan. Sesuai dengan spontanitas pemuda yang tidak kuat untuk
menunggu lengkap dan setelah itu baru bicara dan berbuat. Sikap
Seperti ini walaupun mengandung kelemahan-kelemahan bukannya jelek
atau tidak perlu, malahan perlu atau baik karena dia merupakan
pendorong dinamika yang dinafasi kemurniaan idealisme yang akan sukar
terpelihara manakala seorang menunggu masa tuanya.

Sikap spontan sering diwujudkan dalam bentuk protes. Protes
kadang kala emang diperlukan, karena ia membangunkan kita dari tidur.
Tapi kecenderungan protes sering menjebak diri sendiri.

16 September 2006

Creative Forever (Panampakan sang kreatif)

Pernah lihat acaranya pak Leo, di salah satu televisi swasta, yang
bisa melihat penampakan-penampakan makhluk gaib. Pak Leo
bisa "melihat" aktifitas dari makhluk gaib, yang dianggap hantu,
yang tak terlihat oleh mata biasa. Atau nirina dalam the mirror yang
dianugrahi sebuah mata yang sanggup melihat adanya kematian. (saya
sarankan anda jgn percaya. Krn 100% boong!)

Sebenarnya hampir sama, namun berbeda, dengan seorang kreativ-is
(aktivis kreatif . hihi..). Untuk menjadi seorang kreativis
dibutuhkan bukan hanya mata yang bersifat fisik yang menyerap
kenyataan apa adanya tapi mata yang mampu melihat sesutu sebagai
sebuah potensi. Visual akan masa depan. Yang tak terlihat oleh
orang lain. Mereka menggunakan mata tidak lagi untuk mengeja objek2
dalam pandangan disekitar kita tapi merangkum seluruh jagad raya
yang tak terbatas.

Seorang kreatifis melihat sesuatu tidak selalu dengan matanya yang
sanggup membedakan 10 juta warna (bagi yang normal untuk yang buta
warna harus bersyukur dengan 2 warna saja), tapi dengan seluruh
indra yang ada. Mereka memandang dengan mata yang bersifat
spiritualitas yang mampu memandang jauh kedepan menembus ruang dan
waktu.

Dengan menggunakan penglihatan inilah pandangan seorang visioner
lahir. dimana bentangan masa depan dapat terpetakan dengan jelas
sedetail-detailnya (meskipun ada teori terra incognita, yang
meyatakan masa depan adalah bentangan masa depan yang tak
terprediksikan, tak dapat dipetakan. Tapi pikirku dalam hal ini
teori yang menghapus teori2 newtonian tersebut tidak berlaku).
Mereka melihat tidak hanya saat ini tapi mampu melihat kondisi ideal
beberapa tahun kedepan dan membuat rencana yang sistematis untuk
mewujudkannya. Mereka adalah kreator yang antisipatf. Bukan follower
yang reaktif.

Penampakan tentang sebuah keadaan oleh sang kreatifis ini akan
sangat dipengaruhi oleh Latar belakang pendidikan atau buku yang ia
baca. Seorang ekonom akan melihat kemacetan diperempatan jalan
mungkin sebagai potensi pasar yang menggiurkan. Berbeda dengan
seorang pengamat budaya dan sosial, ia mungkin akan melahirkan
sebuah tulisan berlembar-lembar sebagai kritikan kepada pemerintah
atau sebagai fakta akan gejala kemorosotan sosial. Untuk pelukis
fenomena tersebut mungkin akan meng-inpirasi ia untuk membuat
lukisan atau memperkuat keinginannya untuk pindah profesi sebagai
desain interior. Untuk pembaca puisi berpikir kondisi tersebut cocok
sebagai panggung untuk membacakan puisi hasil karyanya yang dibuat
tadi malam.

Seperti begitulah seorang kreatifis, melihat sesuatu tidak seperti
apa adanya. Kemacetan jalan, hujan lebat, peristiwa apel jatuh,
tanah kosong, adalah inspirasi baginya untuk berkarya. Melihat
potensi dari realitas.

Maka ada Bill Gates yang memimpikan setiap orang memiliki PC
pribadi. Ada Ford yang memimpikan setiap rumah mempunyai mobil, dan
ia produksi mobil besar-besaran. Ada Tony Fernandes yang memimpikan
setiap orang dapat naik pesawat terbang. Dan tentu saja Rosulullah
sebagai visioner sejati, (masih ingat peristiwa ketika Rosulullah
memecah batu pada saat akan perang khondak- itu salah satu contoh)
yang mampu melihat kemenangan pasukan Islam atas bangsa Romawi.
Dan ingat datangnya imajinasi-/ide-ide ini tidak selalu hadir
setiap saat. Ia datang kemudian menghilang lagi, maka jangan pernah
menyia-nyiakan peluang emas jika ingin menang.
Mengutip mantranya jailangkung yang sudah diplesetkan "datang tak
diundang. Pulang tanpa kesan"

Creative Forever (keluar dari kotak)

Bila ingin berkembang, jangan takut dianggap konyol dan bodoh
Phititis

Masih ingat dengan Archimedes yang saat itu dianggap gila oleh orang-
orang karena kelakuannya: berlari-lari dari kamar mandi sambil
berteriak "Eureka!". Ternyata bukan hanya ia yang
mendapat `kehormatan' dengan gelar gila atau bodoh dari orang-orang
kecil. Ada Edison yang dianggap dungu namun akhirnya dunia
tercengann dengan penemuan bola lampunya. Ada Einstein yang
dianggap bodoh pada bidang bahasa namun dunia terguncang dengan
teori relativitasnya. Ada Henry Ford, ada Martha Tilaar dan banyak
lagi daftar nama yang mungkin bisa anda tambahkan berdasarkan
pengetahuan Anda.
Tentu saja mereka mencapai puncak prestasi-nya bukan dalam
sehari. Seperti jangan pernah menganggap terbitnya buku best seller
hanya ditulis dalam satu malam dan hanya satu kali menulis. Tak
pernah ada kesuksesan yang instan. Ia diperoleh dengan membutuhkan
keahlian yang senantiasa diasah dan dilatih. keberanian, ketekunan,
konsistensi dan kepengorbanan. Bola lampu Edison didapat dari 9999
percobann. Dan kentucky harus melewati 1000 pintu restoran yang
menolaknya untuk menjadi besar seperti sekarang. Begitupun sebelum
menjadi penulis buku best seller seorang penulis akan mengalami
ratusan penolakan.
==========================================================
bukan itu saja keberhasilan akan sering dipeoleh bagi mereka yang
sering berlatih dan mempersiapkan dirinya dan pada akhirnya waktulah
yang akan mempertemukan dengan mimpinya.
Bagaimana memulai untuk menjadi seorang monumental yang tak
terhentikan? Cobalah dengan hal-hal yang sama sekali baru yang tak
pernah terpikirkan oleh orang lain bahkan oleh kita sekalipun.
Cobalah keluar dari kotak (out of box) rutinitas keseharian yang
membelenggu. Cobalah menabrak aturan/kebiasaan yang dianggap
kebenaran mutlak (padahal nggak) Dengan terencana dan konsistensi.
Dan pertahankan orsinalitas keyakinanmu. Pasti akan ada orang yang
akan memberi `penghargaan' betapa bodohnya kamu dengan pilihan
tersebut. Akan ada yang mengatakan hanya ada kegagalan yang akan
dijumpai. padahal mereka sama sekali belum mencoba sedikitpun. Betul-
betul sulit. Resikonya besar karena memang imbalanya pun tidak
kecil.
Ada beberapa koleksi ide keluar dari kotak yang bisa anda
pilih. Contohnya, jika anda menulis dengan tangan kanan cobalah
menulis dengan tangan kiri. Atau Cobalah menulis dengan menutup
mata. Sudah pernah merenungkan sebuah ide di atas gedung tinggi?
Berjalan santai kala hujan disaat orang lain berlarian atau
berteduh? Pernahkah Berteriak mencoba memecah gemuruh suara air
terjun? Sengaja naik angkot untuk keliling kota? Makan dengan
mie/nasi dengan buah? Mengobrol dengan ank jalanan/pengemis?
Ada beberapa koleksi ide lagi yang saya pun tidak terlalu
menyarankan Anda untuk mengikutinya. Misalnya, Tidur saat kuliah
berlangsung berharap mendapat mimpi sebuah cerita. Datang terlambat
disaat dosen killer mengajar. Merenung di tempat pembuangan sampah.
Saya hanya ingin membuka ruang yang lebih luas. Seluas langit
diangkasa. Lupakan dulu sejenak aturan baku atau kebiasaan yang
membelenggu kita sejak lahir. Dan rasakan imajinasi mulai memasuki
sel-sel kelabu Anda. Rasakan kesejukan dan kejernihan air zam2 yang
menghapus dahaga. Rasakan sayap-sayap muncul di punggung Anda yang
membawa anda terbang ke angkasa.
Gimana sudah merasa terinspirasi. Tergugah, bahagia, atau justru
malah takut?

Creative Forever (pilihan untuk memilih)

kau akan berpergian jauh meninggalkan keluarga, teman, dengan hanya
berbekal uang receh di saku celana dan baju yang melekat ditubuh.
(modifikasi dari penggalan dalam novel `life of Pi')

Begitulah kira-kira gambaran ketika akan meninggalkan
kebiasaan lama. Ketika Keluar dari kotak kenyamanan. Tak banyak yang
mau susah-susah meninggalkan zona kenyamanan untuk pergi kedaerah
yang gelap tak terpetakan. Akan ada ketakutan keraguan yang
menyergap. Dan itu sebuah kewajaran. Sewajar udara pagi yang sejuk
di pagi hari. Sewajar wangi bunga sedap malem disenja hari.
Namun, disaat keraguan datang tersenyumlah. Justru keraguan datang
sebagai self control kita yang akan mematangkan pertimbangan pilihan
kita.
Setelah itu konsistenlah. Jangan pernah menoleh kebelakang lagi.
Tutup semua pintu untuk kembali. Bakar kapal-kapal Jabbal Tariq
untuk melarikan diri sehingga yang tersisa adalah jalan melangkah
kedepan. Dan temukan impianmu!
Namun saya yakin tidak akan ada banyak orang untuk memilih jalan
seperti ini. Karena dijalan ini akan banyak rintangan. Akan ada
banyak yang mencemooh. Akan ada banyak komentator, tukang gosip,
Follower yang ributnya minta ampun namun isi pembicaraannya kosong.
Seperti pepatah Tong kosong nyaring bunyinya, persis. mereka banyak
tersebar namun tidak berarti apa-apa. Ada dan tiada sama saja.
Begitulah Akan selalu ada buih yang banyak di dahsyatnya gelombang.

Sepertinya Akan Lebih banyak yang memilih jalan biasa. Menjadi
safety player lebih mudah memang. Sangat Pelik ketika harus
mencari satu alasan untuk maju terus disaat seribu alasan untuk
mundur sudah ada. Namun hukum alam pasti berlaku.

Sejarah selalu saja berbicara bahwa hamparan masa depan biasanya
dipetakan oleh kelompok minoritas dengan ide-idenya yang pada
awalnya dianggap aneh, bodoh, bahkan gila. Namun mereka memegang
teguh keyakinan visi kehidupannya, disaat orang lain menertawakandan
mencemooh. Pada akhirnya mereka menjadi gelombang dahsyat yang
menghempaskan jutaan buih tidak itu saja mereka pun menghancurkan
karang terjal. Menjadi tak terhentikan.

Mengerjakannya memang tidak semudah menuliskannya atau bahkan
membacanya.

Seperti kata goethe, keteguhan atas sebuah visi dimasa depan
menyimpan kekuatan, kejeniusan, keajaibannya sendiri. Keberuntungan
bahkan akan datang tanpa disangka-sangka.
Sejarah pernah mencatat kebenaran kata-kata simple di atas, itu jika
kita mau belajar darinya.
Kecuali jika tidak.

Saya kutipkan bait terakhir puisi Robert Forst : jalan yang tidak
kutempuh

Saya akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan Aku-
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui,
Dan itu mengubah segalanya


(selesai……..),

10 September 2006

creative forever (biarkan ada jarak antara kita)

Adalah tidak gampang Mencari ruang-ruang imajinasi dimana ide2 besar
yang mempengaruhi milyaran manusia lahir. Apalagi dengan rutinitas2
yang memenjarakan pikiran-pikiran kita. Dimana otak kita
terbelenggu –mungkin hasil pendidikan kita dari kecil membuat
seperti itu- oleh aktivitas keseharian kita. Aktivitas2 bangun pagi,
makan, kuliah, main, sampai tidur lagi sepertinya tidak memberikan
ruang imajinasi itu. Belum lagi dengan masalah-masalah sehari-hari
yang dihadapi. Monoton.

Tapi selalu saja manusia-manusia lahir dengan ide-ide besarnya. Dan
pasti akan selalu ada di setiap zaman. sepasti Allah akan selalu
menurunkan orang-orang pilihan-Nya untuk memperbaiki agama-Nya.
Orang-orang dengan ide-ide besarnya lahir saya yakin bukan karena
masalah gen-itas yang diturunkan dari orang tua meskipun itu juga
biasanya akan berandil. Namun mereka selalu mencari dan
mempersiapkan ruang-ruang tempat lahirnya ide yang akan merubah
sejarah itu.

Mereka, Orang-orang creativ, selalu mengambil jarak dengan
permasalahan yang dihadapi. Mengambil jarak dari hiruk pikuk
kehidupan tidak tenggelam dalam kerumitan masalah tidak juga terlena
(tidak mau lepas) dengan keadaan yang nyaman. Sehingga ada ruang
untuk bernafas, jika bernafas itu sebagai cara untuk hidup. Seperti
kata Covey ada ruang antara sentuhan (istilahnya…lupa! ) dengan
respon. Yang sering tidak disadari.

Coba kita melihat hidup kita, aktivitas kita, teman kita, masalah
kita budaya kita dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan dari sudut
pandang yang sama sekali tidak pernah terpikirkan. Pernahkah kita
melihat kota kita dari sudut pandang seekor burung (view's bird).
Atau melihat kost/rumah kita dari pandangan seekor semut. Pernahkah
kita membayangkan kita menjadi setitik uap di samudra yang luas.
Atau menjadi oksigen yang dihirup manusia. Menjadi Setitik air yang
mengalir dari hulu sampai laut di sungai amazon.

Sebenarnya ide ada dimana-mana jika kita jeli mengamatinya. Namun
tidak hanya mengambil ide mentah itu tapi bagaimana ide itu kita
proses dengan kreativitas kita menjadi sesuatu hal yang baru. Masih
ingat film manusia super kreatif `McGyver' yang setiap sentuhannya
merubah apapun menjadi penolong baginya. Dan akhirnya, orang-orang
kreatif selalu menandai bahkan membuat sejarah tidak hanya meng-uap
didalamnya.

Archimedes menemukan teorinya bukan dari labaratorium atau tempat
kuliah. Ia menemukannya dalam bak mandi, kemudian ia berlari keluar
sambil berteriak "Eureka!". Saat itu orang2 yang melihatnya
menganggapnya dia gila Tapi sekarang orang waras diseluruh dunia
dengan sadar mempelajari rumus teorinya. Begitu juga Newton
menemukan teori gravitasi bukan diruang percobaan. Ia `hanya'
mengamati sebuah apel jatuh.

Begitulah dengan adanya jarak antara diri kita dengan dengan
aktifitas kita. Dengan masalah-masalah kita, kita bisa menganalisa
substansi dari kehidupan kita. kita bisa melihat mana masalah yang
pokok mana yang cabang. Kita bisa membedakan mana pekerjaan yang
penting mana pekerjaan yang mendesak . yang subtansial dan
aksesoris.

Dengan merenung sejenak pikiran kita dapat memilih aktifitas yang
tepat. Karena dengan jeda berarti kita mengasah kemampuan otak kita
lagi Karena pilihan-pilihan ini yang akan sangat berpengaruh pada
tindakan kita selanjutnya.
Bukankah Rosulullah juga –sebelum diangkat menjadi Rosul- sering ke
gua hiro untuk melihat semua permasalahan kota mekkah dari
ketinggian bukit jabbal nur. Untuk melihat aktifitas penduduk mekkah
dengan segala kebodohannya.

Merupakan tantangan menjadikan rutinitas kehidupan kita sehati-hari
kedalam sebuah atmosfer yang benar-benar baru dan fresh.
Tidak ada bukan berarti lenyap
Dalam sepasi ada ribuan kata yang membisu
Dalam setiap margin ada cerita tak terungkap

selanjutnya. ..
Creativ forever 2 (Penampakan sang kreatif)