16 September 2006

Creative Forever (pilihan untuk memilih)

kau akan berpergian jauh meninggalkan keluarga, teman, dengan hanya
berbekal uang receh di saku celana dan baju yang melekat ditubuh.
(modifikasi dari penggalan dalam novel `life of Pi')

Begitulah kira-kira gambaran ketika akan meninggalkan
kebiasaan lama. Ketika Keluar dari kotak kenyamanan. Tak banyak yang
mau susah-susah meninggalkan zona kenyamanan untuk pergi kedaerah
yang gelap tak terpetakan. Akan ada ketakutan keraguan yang
menyergap. Dan itu sebuah kewajaran. Sewajar udara pagi yang sejuk
di pagi hari. Sewajar wangi bunga sedap malem disenja hari.
Namun, disaat keraguan datang tersenyumlah. Justru keraguan datang
sebagai self control kita yang akan mematangkan pertimbangan pilihan
kita.
Setelah itu konsistenlah. Jangan pernah menoleh kebelakang lagi.
Tutup semua pintu untuk kembali. Bakar kapal-kapal Jabbal Tariq
untuk melarikan diri sehingga yang tersisa adalah jalan melangkah
kedepan. Dan temukan impianmu!
Namun saya yakin tidak akan ada banyak orang untuk memilih jalan
seperti ini. Karena dijalan ini akan banyak rintangan. Akan ada
banyak yang mencemooh. Akan ada banyak komentator, tukang gosip,
Follower yang ributnya minta ampun namun isi pembicaraannya kosong.
Seperti pepatah Tong kosong nyaring bunyinya, persis. mereka banyak
tersebar namun tidak berarti apa-apa. Ada dan tiada sama saja.
Begitulah Akan selalu ada buih yang banyak di dahsyatnya gelombang.

Sepertinya Akan Lebih banyak yang memilih jalan biasa. Menjadi
safety player lebih mudah memang. Sangat Pelik ketika harus
mencari satu alasan untuk maju terus disaat seribu alasan untuk
mundur sudah ada. Namun hukum alam pasti berlaku.

Sejarah selalu saja berbicara bahwa hamparan masa depan biasanya
dipetakan oleh kelompok minoritas dengan ide-idenya yang pada
awalnya dianggap aneh, bodoh, bahkan gila. Namun mereka memegang
teguh keyakinan visi kehidupannya, disaat orang lain menertawakandan
mencemooh. Pada akhirnya mereka menjadi gelombang dahsyat yang
menghempaskan jutaan buih tidak itu saja mereka pun menghancurkan
karang terjal. Menjadi tak terhentikan.

Mengerjakannya memang tidak semudah menuliskannya atau bahkan
membacanya.

Seperti kata goethe, keteguhan atas sebuah visi dimasa depan
menyimpan kekuatan, kejeniusan, keajaibannya sendiri. Keberuntungan
bahkan akan datang tanpa disangka-sangka.
Sejarah pernah mencatat kebenaran kata-kata simple di atas, itu jika
kita mau belajar darinya.
Kecuali jika tidak.

Saya kutipkan bait terakhir puisi Robert Forst : jalan yang tidak
kutempuh

Saya akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang;
Dua jalan bercabang di hutan, dan Aku-
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui,
Dan itu mengubah segalanya


(selesai……..),

No comments: