12 June 2007

LA Berjaya !!

Menyusuri jalan kampus Brawijaya sekilas tampak memang seperti tidak
ada yang berubah. Tak ada yang salah dan tak ada yang aneh. Semua
tampak biasa-biasa saja. Normal.

Malam tadi, saya menemani teman mengunjungi teman yang tinggal di
kampus Brawijaya. Ngobrol-ngobrol cukup lama tentang banyak hal,
makan makanan lebih dalam sebuah acara yang dibawa pulang (aslinya
seeh makanan sisa), jalan-jalan bentar lihat2 gedung, lalu kemudian
pulang.

Dalam perjalanan pulang..., lho kok!?

Malam di Brawijaya ko bukan bertambah sepi dan sunyi, malah terasa
Hingar bingar yang semakin malam semakin meriah. Eh....ternyata
Panggung megah konser musik sudah kokoh berdiri. Pengunjung dan
penonton terus bertambah. Heran acara seperti ini masih saja ada dan
semakin banyak saja pengunjungnya. Yang paling bikin heran adalah
(dan mulai ngeh) sepanjang jalan di kampus umbul-umbul sebuah rokok
berjajar dari mulai pintu gerbang depan Braijaya. (belum lagi klo
lewat jalan yang ke SC)

Dan kok tiba-tiba saja teringat sebuah lagu "Is not easy (superman)-
nya" five for fighting. rasa skeptis mulai muncul. Ya, skeptis.
Terkadang memang skeptis adalah strategi terbaik untuk menertawakan
absurditas sekeliling. Apalagi secara sadar tidak banyak yang
diperbuat untuk merubah keadaan sekeliling. Jadi skeptis mengijinkan
seseorang untuk mengadopsi optimisme dengan resiko terluka sekecil
mungkin.

Entahlah, mungkin memang manusia mempunyai kemampuan luar biasa untuk
membiasakan diri akan kondisi apapun juga. Rasa sakit, rasa bersalah,
mukjizat, keajaiban, dan dosa. Seolah benak manusia mempunyai
kemapuan dan mempunyai mekanisme tersendiri untuk membuat diri jadi
kebal akan satu stimulan. Asalkan stimulan itu dibiarkan datang
secara perlahan-lahan. Ada waktu untuk mengeraskan hati. Ada waktu
menebalkan ari, menumpulkkan nurani dan akhirnya membiasakan diri.
Mati.

Rokok masuk kampus mungkin pada awalnya adalah malu...tabu...
Namun sekarang menyerbu masuk karena tak ada yang menyeru.
bingung harus ngapain...

Kalo seperti ini mungkin sudah tidak perlu lagi sikap skeptisme.
karena terlalu lama dalam sikap sekeptisme bisa dilihat sebagai
bentuk kepengecutan.
Karena seorang skeptik senantiasa berani bertanya, tanpa pernah
berani melempar jawab final. Jawaban final adalah tabu bagi seorang
skeptik. Namun justru di sanalah ia jadi seorang pengecut.


jadi teringat bagaimana cara me-matikan kodok dengan air panas.

No comments: