06 December 2007

Adelin lis bukan pencopet di metromini

Selalu ada perasaan tak berdaya bila melihat prilaku per-adilan hukum yang tampil sesehari di negeri Indonesia ini.

Dihari-hari kemarin, saya dengan teman sekontrakan, kami sedikit berdiskusi, bergeram marah dan sedikit berkeluh dengan adanya kasus Adelin Lis yang pada akhirnya divonis bebas begitu saja di peradilan Indonesia. Diskusi kami tentu saja bukan sebuah diskusi yang layak diberitakan atau pun laik untuk masuk sebuah media cetak. Diskusi yang para perumusnya sambil rehat sedang berkumpul. Diskusi yang hanya sekedar melepas rasa pahit yang terkecap dilidah, membuang rasa tak berdaya (semacam dongkol akut??) yang mengganjal dihati, setiap sadar akan kenyataan bahwa begitu banyak para mafia peradilan dinegeri sendiri, dan begitu menyebalkannya sandiwara para aparat peradilan. dan pada akhirnya berharap (semoga) diskusi masih sebagai sinyal bahwa ada iman didada walaupun seredup-redupnya.

Tak banyak yang tahu siapa sebenarnya Adelin lis dan kejahatan apa yang telah diperbuatnya. Namun dari sandiwara para petugas (pemain) peradilan jelaslah bahwa Adelin Lis bukan penjahat kacangan, bukan maling kelas teri…

Adelin lis bukan pencopet di metromini.
Seorang pencopet terkadang dipaksa oleh keadaan karena hidup sudah tidak berpihak padanya, bahkan untuk sekedar memastikan ia akan bertahan hidup sampai maghrib nanti.
Daelin Lis bukan pencopet dimetro mini. Sebuah pekerjaan yang membutuhkan kene-kat-an karena dengan resiko berbahaya. Ketangkap, dikeroyok, dibakar, dan menguntungkan bila diamankan oleh aparat, walaupun dengan perlakuan tak lebih baik; ditendang2.

Adelin Lis bukan sopir angkot yang berjudi.
Sopir yang ketika selesai kerja seharian lantas ingin melepas lelah dan mereduksi segala permasalahan kehidupan yang semakin mencekik. Sambil merokok lantas main kartu dengan taruhan uang recehan.
Adelin Lis bukan sopir angkot yang main kartu lalu kena gerebeg aparat. Dibawa kekantor lantas dimasukan bui yang sesak, diminta tebusan berjuta-juta dipermainkan untuk bisa bebas, belum lagi perlakuan aparat kepada para penjahat keelas teri…

Adelin Lis bukan buruh pabrik yang masang togel.
Saat gaji begitu nge-press, namun hati ingin punya sedikit merasakan lebih, iseng2, tak sadar lalu masang togel diwarung pertigaan yang sedang diincar aparat.
Adelin Lis bukan buruh pabrik yang masang togel di warung pertigaan lalu ketangkap aparat, kena seret, kena tendang, kena pukul, intimidasi….ah kampret..!!

Disaat Indonesi jadi tuan rumah bagi konverensi pemanasan Global, disisi lain negeri ini seperti tidak serius mengurus penyebab raibnya hutan2. seperti tidak serius kepada perusak hutan pembabat paru-paru dunia… kepada para koruptor !!!

Bila melihat peradilan seperti itu, sering terpikir cara-cara ekstem untuk menghukum para koruptor agar kapok, dan yang lain biar pada mikir…

Sering terpikir kepada para koruptor di rebus dengan air mendidih bagain per sebagian dari tubuhnya sehari sekali selama tujuh tahun… atau digantung terbalik di alun2 dengan bareng-bareng bangkai babi yang busuk…

Kalau menurut sampeyan gimana??

1 comment:

Bambang Aroengbinang said...

yang bersangkutan mungkin hanya makan 20% dari hasil jarahannya selama ini, sisanya ke manakah akan dikejar??? masing2 ada ganjarannya, hanya masalah waktu dan tempat....