04 April 2007

jawaban di milis...

Pilihan-pilihan yang ditawarkan antum (S. Bahtiar) tidak pernah
terpikirkan sama sekali oleh saya dan mungkin tidak akan pernah
menjadi alternatif pilihan saya. Kaget dengan pilihan yang antum
tawarkan!? Enggak juga (saya kan cukup mengerti siapa antum ko).

Jika sekarang saya berada di Gajayana, Saya akan cukup puas hati bisa
naik kereta yang cepat dan nyaman. Karena waktu dan tenaga saya tak
ingin saya habiskan di kereta. (kan harus menjadi pembicara di seminar
nasional trus ke bandara tuk "keluar"). Tapi bila sekarang ternyata
saya di mataremaja ya, ga masalah juga buat saya. Saya cukup senang
dengan kondisi mataremaja ditemani teman-teman yang "melek" terjaga
sepanjang malam dan saling mengawasi dan mengingatkan. (karena k-lo
tidur semenit az pasti ada copet yang mampir).
Namun bila harus benar-benar memilih saya ingin (bermimpi) jadi
pemilik perum KAI (kereta api indonesia). Biar tak ada lagi kereta
yang salah jadwal atau yang ngerem mendadak. atau kalau perlu kereta
seperti mataremaja yang sumpek-pek itu diganti dengan yang layak.

Dan pilihan lain yang menjadi pilihan saya sementara ini adalah saya
cukup senang menjadi penonton. Kata pytagoras, (tau kan pytagoras?
orang yang suka ngitung2 sisi segi tiga pasti ngerti...lahir di
Selatan Itali abad ke-6 SM, disampimg sebagai matematikawan ternyata
ia juga seorang filsup dan mistik sekaligus) dalam teori etik
filsafatnya ia bicara tentang posisi penonton dalam satu sistem
masyarakat:

"Dalam hidup ini ada tiga macam manusia yang datang ke pertandingan
olimpiade: yang paling hina adalah mereka yang datang ke pertandingan
untuk berjualan. Jenis yang lebih baik adalah mereka yang datang ke
pertandingan untuk ikut bertanding. Sementara jenis yang terbaik
adalah mereka yang datang hanya untuk menonton. Kebebasan tertinggi
bagi manusia datang ketika ia mampu dengan dingin menonton dan
menganalisa satu proses. Mereka yang mampu melakukannya niscaya
terbebas dari beban sirkularitas hidup nan membosankan."

Ha! Kaget?

Sungguh sangat berbeda dengan definisi kita tentang posisi tiap pemain
dalam masyarakat. Di tengah dunia yang getol menghujat dan mencela
penonton dan komentator. mengagungkan dan memuji para atlet, dan
berucap "wah" kepada para pelihat peluang bisnis. pytagoras memang
jadi terdengar canggung dan naif.

Anda bosan mendengar komentator? Ah,..itu mungkin masalah Anda
sendiri. Barangkali anda merasa terbeban untuk mendengar komentator
orang karena tiap kali berkomentar ternyata Anda pun ingin di dengar?
Komentator menurut pytgoras adalah komentator yang tidak peduli
pendapat orang. Ia berkomentar bagi dan demi dirinya sendiri.
mungkin

nb:
Pada waktu menulis milis ini kalo boleh saya jujur, saya tidak sedang
di kereta Mataremaja ataupun Gajayana. Klo boleh berimajinasi, Pas
waktu nulis saya sedang duduk di depan komputer rental (maklum
komputernya masih ditoko), ditemani lagu SOS yang ternyata judulnya
"ingin pulang". Pas banget kan ??
Entar pulang nanti naik Matar atau gajayana y?

No comments: