03 April 2007

jawaban dari matar...

Saya sehh tidak berkeberatan (memang pas dan bisa benar) dengan
usulan-usulan yang tertulis, yang bagi saya lebih terasa sebagai tips
bahagia naik kereta. Padahal Saya kan bercerita matar dan Gajayana
sebagai penonton yang mengamati (dan kalaupun menjadi penumpang saya
akan trus berbahagia dengan kereta yang saya tumpangi). Yang membuka
mulut dan mencoba bebas dari sirkulasi hidup yang mulai membosankan.

Tapi yang saya tak habis pikr adalah ko bisa-bisanya dan nyambung-
nyambungnya mengidentifikasikan mataremaja dengan KAMMI.
Kalo karena KAMMI sendiri akhir-akhir ini atau sampai sekarang seperti
matar? Bisa jadi.
tapi trus: so what gitu lho!! :) Sungguh terasa ada yang mengganjal
dan dipaksakan untuk menyamakan KAMMI dengan matar. Kenapa KAMMI sama
dengan matar? Dalam konteks apa? Apa maksudnya? Tak terterangkan
dengan objektif.

Yah, yang sudah mengalami dan yang telah berlama di KAMMI mungkin
nanti suatu ketika bisa menerangkannya lebih gamblang lagi (klo memang
meraskan KAMMI bagai matar). Namun jika mengidentifikasikan pada satu
hal tertentu, (seperti sumpek, terdzolimi, dsb) lumayan agak
mengganggu dalaman isi kepala ini. Pasalnya, jika tiba-tiba KAMMI
saja sekarang ini sudah makmur dan nyaman dan menjadi penting. Saya
yakin mungkin identifikasi KAMMI dengan matar tidak akan muncul.

Bagi saya, mengidentifikasikan KAMMI dengan matar yang kelas bawah
merupakan pembajakan karakter, dan membunuh karakter pula. Apalagi
bila harus mengawetkan image KAMMI dengan matar. Jangan sampai dah..
nanti mungkin bisa menjadi seperti diawetkannya jenasah fir'aun di
mesir sana, atau jenasah Lenin yang diawetkan di lapangan merah di
Moskow sana.
Dan jika sekedar imaji (bikinan sendiri)lah yang kita rayakan dari apa
yang dirasakan oleh pelaku, ehmm... selamat jalan harapan untuk
belajar dari sejarah.
Atau...
Identifikasi KAMMI dan matar mungkin bagus juga. Matar mungkin bisa
dijadikan sebagai salah satu pelengkap identifikasi dari sekian banyak
identifikasi dalam sejarah KAMMI sebagai salah satu kereta dakwah.

Ah.... Apapun yang terjadi hari ini semoga suatu saat dimasa depan
jika kita menengok kebelakang dan melihat sejarah identifikasi KAMMI
hari inii, kita bisa memahaminya secara utuh.
Ya, semoga saja.

Saya nih lagi ngomong apa sih?
Saya ko g ngerti.
Mungkin anda mengerti??

No comments: