05 February 2007

Antara Takdir dan GM

 Dalam sejarah sastra Indonesia (kira-kira tahun 80-an) pernah terjadi
sebuah perdebatan yang bergejolak diantara para ponggawa-pongawa
sastra saat itu.
Perdebatan itu bergejolak dan menjadi sangat penting karena Orang-
orang besar di kesusastraan angkat bicara. Yaitu Sutan Takdir
Alisyahbana yang dikenal sebagai `pejuang tanggung jawab seni' yang
meskipun dalam ide-ide karyanya banyak terkandung paradoks. Dan yang
lain adalah Gunawan Muhammad (GM) sebagai seorang `warga negara yang
demokratis' yang gigih memperjuangkan hak-haknya dalam memilih suatu
sikap dan idealisme keseniannya.
Sengitnya perdebatan itu Berawal dari ceramah Sutan Takdir
Alisyahbana yang berkjudul "sastra yang bertanggung jawab pada
permulaan kebudayaan manusia yang baru". Yang kemudian di tanggapai
oleh Gunawan Muhammad secara ngotot.
Takdir berpijak pada suatu sikap kesenian yang mengharuskan dirinya
bertanggung jawab terhadap proses pengendalian kebudayaan manusia,
dan karena itu menolak jauh-jauh setiap kesenian yang escapism (karya
yang kecenderungan untuk meninggalkan jauh-jauh alam realita dan
lebih asyik dengan dunia khayal-nya sendiri) dari kebudayaan dan
masyarakat seperti yang ditunjukkan oleh gejala keras sikap
individualisme seni modern. Dan Takdir mengharuskan tanggung jawab
itu ada pada kesenian.
Sementara itu GM berangkat dari ketidakpercayaannya bahwa
kesusastraan bisa mempengaruhi perubahan masyarakat (dan ia optimis
dengan itu)- memilih suatu sikap kesenian yang menitikberatkan pada
ekspresi itu sendiri, lebih dari konsep atau ide belakang. Walaupun
diungkapkan tidak secara eksplisit. Sedangkan untuk tanggung jawab
sosial `dilimpahkan kepada perjuangan yang bukan kesenian melainkan
yang bersifat politik atau sosial. Hal ini karena ketakutan GM akan
sebuah sistem kesenian yang akan tanpa batas maka GM berhak untuk
membatasi sistem forma keseniannya dalam nilai dan disiplin ilmu itu
sendiri.
Keduanya sebenarnya tidak saling mengkutub. Benar dan sah-sah saja.
Benturan tersebut mungkin terjadi ketika masing-masing nampak kurang
berusaha untuk memahami kebenaran lain yang ada di luar dirinya.

No comments: