02 February 2007

tentang harrpot dan TLOTR

Aku tak berkeberatan (setuju) dengan pernyataan bahwa apa yang kita baca akan mempunyai andil dalam membentuk bagaimana cara berpikir seseorang. Mungkin dari premis itulah yang menyebabkan beberapa orang berkeberatan membaca buku-buku yang berkategori rekaan atau malah-malah penuh fantasi sama juga dengan film-filmnya.

Tapi kalau mau benar-benar konsisten dengan logika tersebut maka kita harus siap-siap pasang kuda-kuda dengan buku-buku komik eM Qi (komik dan film-nya karya anan2 DT), atau komik-komik dari Mizan (tentang palestina ataupun kisah 1001 malam) yang jelas-jelas penuh rekaan dan penuh ‘Magi fantasi.

Aku jadi g bisa untuk ga berpikir kenapa anti magi mulai berkembang dan mulai menjadi generalisasi yang kelewat luas. Yang ku takutkan adalah kemudian munculnya semacam fobi yang kebablasan.

Adalah Harry Potter (HP) karangannya J K. Rowling dan The Lord of the Ring (LOTR) karyana JRR Tolkien adalah buku-buku yang paling mendapatkan tatapan aneh ketika membacanya (disamping buku novel-novel lain).

Tak seperti cerita-cerita lain kedua buku (yang saya tahu Cuma dua ini) tersebut ditulis dengan benar-benar berbeda.

Kelebihannya adalah, Tolkien menulis 'mitologi' rekaannya sebagai karya literatur serius. Dalam biografi beliau yang ditulis Humphrey Bogard, diceritakan bagaimana tiap 'ras makhluk' yang muncul dalam bukunya punya 'sejarah' sendiri-sendiri ... bukan cuma itu, Tolkien juga 'me-reka' kultur (bahasa, stereotype, arsitektur, langgam puisi, laras lagu, kostum, bahkan alfabet) yang berbeda-beda dan spesifik untuk tiap ras. dan sebagaimana banyak penulis besar lain, nilai-nilai keimanan dan perenungan hidup Tolkien mengalir deras mewarnai karyanya.

Buku LOTR Tolkien mungkin hanya baru disaingi oleh J k Rowling dengan HP nya. Dalam cerita HP diceritakan mulai dari bagaimana satu sekolah di bagi menjadi empat kelas (tepatnya mungkin asrama) yang semuanya mempunyai sejarah dan karakter yang berbeda-beda. Dan bukan Cuma itu Rowling juga mereka mata pelajaran dengan nilainya, permainan bola ”Quiditch”, satwa-satwa, mantra, buku dll.

Ada satu hal Bagiku, yang mudah diambil pelajaran dari LOTR : adalah sebuah tragedi dalam pemenuhan hasrat manusia yang senantiasa mengalir dalam kehidupan manusia. ’Cincin’ (yang menjadi tema central dalam cerita ini) sebagai fasilitas pemenuhan seluruh hasrat kebutuhan manusia, sebagai pemenuh dalam bentuk apapun akibat dr ketidaksempurnaan manusia, itu ternyata bukan sesuatu yang jinak. Akhirnya cincin –sebagai fasilitas pemenuhsegala sesuatu- bukanlah hamba sahaya yang dapat diperintah tapi justru manusialah yang diperbudak oleh cincin. dalam kehidupan sekarang pemenuh hasrat (meminjam temen2 kubik) adalah: 4 Ta (harta, tahta, kata, cinta).

So, hal yang mudah sebenarnya (maaf kalo tulisannya jadi gelambyar) : magi dan fantasi hanyalah bumbu dari karya-karya tadi. Ia bukanlah pesan utama yang bakal melekat kuat bahkan di benak pembaca kecil mereka. Kita mungkin sudah baca atau dengar cerita pinokio waktu kecil? Kita cukup cerdas untuk tidak mempercayai sebuah kayu (boneka) untuk menjadi organisme yang punya akal dan hati.

Dari cerita-cerita di atas hal terakhir yang menjadi cara berpikir para pembaca kecil adalah: bukan bagimana cara membuat kayu agar hidup. tapi kejujuran adalah hal yang penting untuk seseorang dapat hidup.

Tidak penting bagimana labu dapat menjadi kereta bagus dalam sinderella, tapi kerendahan hatilah yang diperlukan agar hidup bahagia. Atau peter Pan, tujuan utama yang empunya tulisan adalah bukan bagaimana seorang anak kecil bisa terbang dan punya peri tapi ternyata keberanianlah yang menjadikan anak2 bisa melawan tiran.


Jadi argumen yang sama dapat diterapakan dalam membaca karya2 tolkien ataupun Rowling. Jadi bukan lah sihir atau ramuan yang menjadi pesan utama dalam Harry Potter? Apa itu...? silahkan baca sendiri dan temukan pesan utamanya. Di tanggung g nyesel!!.


Jangan underestimatte terhadap kecerdasan saudara2 kecil mu.

semoga bukan sebuah pembenaran.
Awal februari
teropong kecil dari
B Trismawan

No comments: