22 October 2007

biar menyejarah, belajar sejarah

Liburan masih lumayan panjang, disaat seharusnya liburan adalah waktunya seneng2 menghabiskan waktu, tanpa harus pusing2 dipermasalahkan dengan beban yang berat-membatu dipundak. Eh,..Sekarang, saat libur, ko malah selalu mendapatkan diri merasa bersalah, ga enak sendiri. sering terpentok keadaan: bosan. Kebosanan lahir tak lebih karena diri sering terperangkap rutinitas liburan yang itu-itu saja: banyak istirahat, tidur, makan, leyeh-leyeh, bengang-bengong dan nonton, tak lupa menghadap, menyapa dan bersyukur kepada Pemilik Hidup. Tak ada satupun aktivitas yang efektif untuk menahan-lambat jatuhnya waktu sia-sia.

Jika biasanya waktu liburan, terus terperangkap keadaan seperti ini, paling efektif adalah baca-baca menghabiskan waktu, eh,.. kenyataannya. saat ini saya lebih banyak bengong-bengong. Jika dulu kemaren waktu liburan adalah saat yang tepat untuk menenggelamkan diri dengan buku-buku, maka sekarang lebih banyak mendapatkan diri lagi leyeh-leyeh ga karuan. Jika dulu liburan dipake untuk mengerami buku, maka sekarang diri ini lebiih banyak duduk didepan tivi.

Aktivitas2 tersebut emang benar2 diluar rencana awal untuk menghabiskan liburan.
Jika biasanya pas liburan, klo mudik, pasti bawa buku (minimal) satu untuk dierami terus sampai bulukan. Tapi ga tau kenapa, mudik tahun sekarang ko…males yah… bawa buku dari Malang. harapannya seeh dirumah ada buku bagussss eh,.. pas nyampe rumah ternyata ga ada. Yang ada berjajar dihadapanku hanya buku-buku pelajaran SD kelas V punya adek. Akhirnya ambil keputusan, yah…, Daripada waktu menguap begitu saja tanpa jelas juntrungannya, jualan anggur sambil ngang-ngong (nganggur sambil bengang-bengong) mendingan kan mengunyah waktu dengan buku. walaupun bukunya ga krunch2 banget.

Jadilah disela-sela istirahat, tidur, makan, leyeh-leyeh, bengang-bengong dan nonton, saya sempatkan baca buku punya adek, buku pelajaran anak kelas V SD, yang ga kriuk apalagi krispy tadi…tapi ternyata setelah baca dihalaman sana-sini,..lumayanlah, walaupun bukunya sederhana (bahkan sangat-sangat sederhana, karena isinya, ide pokok hanya dibuat poin perpoin saja tanpa embel-embel kata apapun juga) buku tersebut ternyata agak liat juga dikunyah. Sehingga detik demi detik waktu terasa lenyapnya, jadi kerasa ilangnya.

Lalu sambil lalu sedikit membuat corat-coret dikompi, sambil mengingat-ngingat kembali mata pelajaran sejarah dulu yang sering dapat nilai “cukup” dan “sedang”, jarang banget dapat nilai “lumayan” apalagi “memuaskan”. Entah kenapa, rasanya dulu susah buaaangeet mencerna mata pelajaran yang satu ini (Untuk ngeles dari todongan pertanyaan saya sering banget beralasan: “gimana bisa ngerti, lha wong pas terjadi saya belum lahir ko, Bu…” *bisa banget alasannya kan?*). Dulu saya masih sering salah membayangkan rangkaian bentangan garis waktu sejarah dan masih bingung titik-titik peristiwa pembuat garis sejarah tersebut. Maklum dalam kurikulum dulu (sekarang juga masih), banyak banget bentangan waktu hilang tanpa kita ketahui dan kita pelajari.

Jika dulu ga mudeng2…Tapi sekarang-sekarang ini, ko saya sering mendapatkan diri ini lagi terpergok berhadapan serius dengan buku2 sejarah. Apalagi setelah membaca novel-nya Pram, Arok-Dedes. Presepsi akan kebenaran sejarah masa lalu begitu mudah berubah, begitu gampangnya memutar-mutar kebenaran yang terjadi waktu lalu dengan sebuah tulisan…
Akhirnya saya jadi penasaran sama sejarah Indonesia…. Dan mungkin mumpung lagi liburan saya bikin coretan-coretan saja…

Bukankan dengan belajar sejarah kita bisa belajar tentang kehidupan masa lalu untuk masa kini dalam mempersiapkan masa yang akan datang. Bukankah dengan berguru kepada sejarah kita bisa mengambil hikmah-hikmah dari setiap peristiwa yang telah terjadi untuk dijadikan referensi. juga bisa belajar dari tragedi yang pernah terjadi agar berhati-hati tidak terperosok kedalam tragedi yang sama.

Mempelajari sejarah bagiku bukan saja tentang ”pengetahuan” dan ”kebenaran” tentang masa lalu, tapi bagaimana akan lahir sebuah tindakan terhadap masa kini. Dan untuk menginspirasi bagaimana bertindak yang tepat dimasa yang akan datang.
Jika sejarah tidak meng-inspirasi bagaimana bertindak yang tepat, maka kita gagal dalam mempelajari sejarah.

No comments: