03 January 2007

catatan akhir tahun yang terlewat

Desember habis kemudian menuju Januari.
Detik bertambah menit bergulir jam berganti dan tahun baru datang.

Bagi sedikit orang momen pergantian baru seperti ini hal yang biasa
dan merasa tidak perlu ditanggapi terlalu serius. Emang kenapa dengan
tahun baru? Toh yang berubah hanya satu angka dalam bentuk nominal
tahun. Sedangkan yang lain tidak. Monoton.
Ada pula sedikit orang yang pada momen tahun baru merasa diingatkan
dengan target impian yang jauh dari harapan- belum tercapai-
sedangkan usia lambat tapi pasti semakin bertambah. Tersentak tugas
bukannya berkurang malah semakin bertambah.

Dan kebanyakan orang menganggap momen ini adalah sebagai momen yang
harus dilewati dengan sesuatu yang istimewa. Momen seperti ini adalah
pagelaran yang hanya satu kali dalam satu tahun. Kebanyakan orang
seperti ini. Mereka sibuk merencanakan bagaimana menghabiskan malam
yang hanya lewat dalam satu tahun ini. Kegiatan dimulai dengan
membeli trompet dengan harga lima ribu. bagi yang bayak uang (padahal
uang ortu atau pinjaman) harga trompet terasa lebih cocok kemudian
kumpul dilapangan menikmati hiburan gratis berupa kembang api. Bagi
yang mengutamakan gengsi nonton konser dengan tiket yang ratusan ribu
lebih cocok atau yang tak kalah gensgsi menghabiskan malam di Hotel
yang harganya jutaan semalam dirasa lebih menentramkan hati.
Jam 12 tepat trompet ditiup bareng-bareng sampai kehabisan
nafas kemudian saling mengucapkan "Selamat tahun baru" semua berseru
selamat serasa telah mencapai sukses. Atau menggapai bintang.

Tapi ucapan selamat sekarang untuk siapa?
Untuk Indonesia yang semakin dekat menuju kehancuran? Untuk korban
lumpur lapindo yang kedinginan, kelaparan dengan nasib yang tidak
jelas. Untuk angka pengangguran di Indonesia yang semakin bertambah.
Untuk naiknya peringkat Indonesia sebagai negeri terkorup. Untuk
Yahya Zaini yang mesum atau pasangannya yang dipuja2 oleh sebagian
orang.
Mungkin mereka berucap selamat untuk telah bergantinya angka 6
menjadi tujuh…
Selamat.

o, akal sehat jaman ini
karena menjadi edan
Aku Melawan Kamu!
(rendra-Megatruh)

No comments: