14 December 2012

Media Itu...



Tahukah Anda saat teori relativitas disampaikan Einstein untuk pertama kalinya, 1905, hanya ada 12 orang di seluruh dunia yang memahami teori itu.Meski cuma dipahami segelintir orang, pers memberitakan teori tersebut ke seluruh daratan Eropa-termasuk Inggris, dan Amerika, selama beberapa hari.

Yang menjadi "ketertarikan dan kepedulian" media bukanlah paparan teori tersebut. Tapi wacana bahwa teori Einstein itu dapat menjungkirbalikkan segala sesuatu yang diyakini sebelumnya. Wacana yang dapat mengubah kemapanan ilmu fisika selama berabad-abad.

Jadi dalam prinsip media massa, wacana bombamtis kadang lebih penting dari runutan teori. Tidak terlalu mengerti tak apa, yang penting dapat berita mencengangkan. Terbukti, setelah diberitakan, orang-orang di Jerman membicarakan teori tersebut di berbagai tempat; pasar, kantor, sekolah dll.
“Meski yang memahami teori tersebut hanya 12 orang,” demikian tulis New York Times.

Begitulah prinsip media agar dapat bertahan. Yang diperlukan adalah menjual, bukan hanya menerangkan. Kecuali dalam berita Liputan6 malam tentunya. Berita tak perlu bombastis, yang penting ada cengkok Jeremy Tetty. Yang di akhir acara selalu bilang, “Salam esceteveee..” :D

Mungkin saya terlihat sinis, tapi sungguh sebenarnya saya sedang memuji bagaimana media bertahan. Einstein bahkan pernah bilang, "Dalah hidup ini terkadang kita harus menjual, bukan menerangkan."
Hal tersebut disampaikan Einstein kepada, fisikawan nuklir, Leo Szilard, yang pesimis saat Einstein menunjuk ahli ekonomi Alexander Sachs untuk berbicara dengan presiden Roosevelt tentang pentingnya segera dibuat program rekayasa nuklir. Szilard saat itu ragu dengan kemampuan Sachs dalam menerangkan runutan teori teori nuklir.

No comments: