07 May 2009

Genap dua minggu

Genap dua minggu aku keluar dari ruang ujian dua, tempat di mana aku mempertahankan skripsiku di hadapan sidang penguji. Tentang jalannya sidang sendiri tak banyak yang aku ingat.

Tak semua pertanyaan bisa terjawab dengan sempurna.. Satu dua pertanyaan terjawab dengan impropisasi. Bukan improsisasi yang layak di banggakan tentunya, lebih kepada shoot in the dark. Beberapa berdebatan sampai akhirnya di menit-menit terakhir terperosok aku pada satu pertanyaan. Jawabannya ada di laptopku sebenarnya, bukan laptop teman yang aku pakai saat itu. Tak bisa aku jelaskan. tak kusiapkan. Tak kusangka pertanyaannya akan sampai ke sana.

Kulihat di ujung kursi sana satu penguji menguap lebar, bibirnya sinisnya terangkat sebelah. Dari awal kulihat memang ia tak pernah menunjukkan emphati. Kudengar samar-samar komentar yang sudah tak kutangkap dengan jelas. Mungkin cemooh. Semua penjelasan yang aku persiapkan tak lagi bisa aku bukarentangkan dengan baik. Panik. Dan benar-benar panik.
Sampai sidang berakhir kesadaranku masih belum penuh. kemungkinan mengulang ujian lagi. Hanya itu yang aku ingat.
Tolol.

***

Selama dua minggu itu pula aku mencari pendekatan terbaik dari apa yang aku alami. Hasil itu sebanding dengan pengorbanan, begitu satu teori yang aku dengar.
Bahwa apa yang kita alami saat ini adalah apa yang dulu kita tanam. Bisa ujian, cobaan, atau bahkan hukuman, itu teori yang lain. “kita tau ko bahwa di ujung hati teralam sesuatu itu ujian apa hukuman” begitu kata seorang teman. Menyindir mungkin, dengan apa yang aku alami saat awal kuliah dulu. Nurani sebenarnya dengan mudah bisa menerima. Tapi benak yang keras kepala masih berpikir.

Benakku ingin teriak. berdebat. Tapi nurani berkata lain.
Paling gampang mencari kambing hitam memang..

Aku kecewa. Manusia kecewa. Karena kita memang bukan di surga.

Tapi seperti harapan, kecewa juga lahir dari rongga yang bisa menelannya kembali. Mungkin rongga itu bernama syukur yang luas tapi tak selalu jelas, Begitu kata Goen.
Yah...hari ini untuk dinikmati dan dijalani.
Entah apa yang ada di esok hari. Kita lihat saja nanti.

Thanks God. Untuk satu episode akadmeik yang telah terlewati.
__-____-__
Makanya Lek, kelakuan, mulut, ituh di jaga...

No comments: