20 April 2010

Pengangguran dilarang makan nasi

Suatu hari Ibenk mendapatkan surat dari temannya, Abang, yang berasal dari Amerika. Dalam surat tersebut Abang menceritakan pengalaman hidupnya kenapa ia yang dulu juga miskin bisa menjadi sukses seperti sekarang. Begini sebagian isi suratnya:

“Dulu, ketika saya tidak punya pekerjaan dan tidak punya uang sepeserpun untuk makan, saya pergi ke depan gerbang Gedung putih. Di sana saya makan jerami sambil berteriak pada presiden bahwa saya tidak punya pekerjaan dan tidak punya uang sepeser pun untuk makan. Tak lama kemudian, Presiden keluar dan memberikan uang yang cukup kepada saya dan memberi saya pekerjaan. . “

Setelah membaca surat tersebut Ibenk merasa mendapat inpirasi dari pengalaman si Abang yang dari Amerika tersebut. Ibenk lalu bertekad bahwa besok ia akan mencoba pengalaman si Abang dan akan pergi ke Istana Merdeka sambil membawa jerami.

Besoknya sesampai di depan Istana Merdeka Ibenk lalu mempraktekkan pengalaman temanya. Sambil makan jerami ia berteriak kencang sampai terdengar Presiden yang lagi istirahat.
“Hai.. Tuan Presiden!”
“Saya tak punya pekerjaan dan tak punya uang sepeser pun untuk makan”. Sambil sesekali mengunyah jerami.
“Hai Tuan Presiden, Keluarlah..!!” Ibenk mengulangi.
“Beri saya uang..!!”
“Beri saya pekerjaan..!!”

Tak lama kemudian Presiden keluar dari Istana tanpa pengawal dan berjalan menghampiri Ibenk yang sedang mengunyah jerami. Melihat Presiden keluar Ibenk senang bukan main. Bayangan bahwa ia akan menjadi kaya kini akan jadi kenyataan. Ibenk lalu berhenti berteriak ketika Presiden sudah ada di hadapannya.
Lalu di depan Ibenk presiden berkata.
“Sekarang masih musim hujan. Masih banyak rumput hijau. Simpanlah jeramimu untuk persiapan musim kemarau nanti”

Eng ing engggg…

Ulasan cerita.

Di negara-negara yang menganut paham welfare state memang berlaku semacam prinsip bahwa seseorang yang datang ke pemerintahannya dan mengatakan bahwa dia tidak punya sesuatu pun untuk dimakan, tidak bisa dikirim pulang ke rumahnya dengan tangan hampa. Dalam hal ini departemen sosial akan memberi dia uang pengangguran yang cukup besar untuk biaya hidupnya setiap bulan, sampai departemen tenaga kerja bisa mendapatkan suatu pekerjaan yang cocok bagi dia.

Hal semacam itu mungkin masih sulit di negara kita. Di satu pihak pendapatan negara kita belum setinggi pendapatan negara-negara maju, di phak lain pertumbuhan angkatan kerja kita semakin besar, sementara lapangan kerja masih cukup terbatas.

Pengangguran memang menjadi masalah yang kompleks di tiap negara. Bukan saja karena dapat menyebabkan krisis sosial tapi juga menyebabkan pengaruh terhadap citra negara yang bersangkutan. secara umum pengangguran dapat menimbulkan penyimpangan sosial karena dua hal. Pertama, energi dan kepandaian kerja yang ada tidak tersalurkan secara produktif dan cenderung berkembang menjadi destruktif. Kedua, seorang yang menganggur mengalami krisis identitasnya. Atau krisis yang menyangkut status sosialnya.

Oleh karena itu di negara-negara maju, pengangguran adalah semacam status yang diakui dan dibiayai negara, dan sebab itu krisis identitas itu tidak terlalu terasa. Tetapi dalam situasi di mana pengangguran tidak merupakan suatu status secara hukum dan secara administratif, krisis itu akan lebih terasa.

Gak percaya?
Coba saja.

Postingan ke depan akan berputar masalah pekerjaan dan pengangguran.

3 comments:

mbah jiwo said...

kalo indonesia negara apa ya? bukannya welfare state juga? bukan ya...

mohon pencerahan dari suhu

Bambang Trismawan said...

cita-cita founding fathernya sih pengen mensejahterakan rakyat. sesuai apa yang ada di pembukaan UUD'45 dan di sila ke-5 Pancasila. tapi kenyataannya sekarang.. masih jauh lah yauww...!!

bagaimana cara menilainya? liat ajah keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kesejateraan rakyatnya.
begitu?
begitu.

betul..betul..betul..!

Membuat Blog said...

Sekarang bukan hanya pengangguran, tapi semua orang dihimbau untuk mengurangi makan nasi. :D
Tapi dipikir2 bagus juga sih himbauan pemerintah ini. Toh hanya satu hari dalam seminggu.
Itupun diganti dengan makanan yang lain, bukannya tidak boleh makan sama sekali layaknya puasa. Justru sekalian kita bisa merasakan hidup prihatin teman-teman masyarakat yang belum berkecukupan.
Buat Blog