10 January 2009

yang menabur angin

Apa yang terjadi ketika sebuah tata yang dianggap tak adil, begitu dikecam dan dikutuk, tapi juga tak bisa dirobohkan?

Tanggal 29 Desember 2008 - dua hari setelah Israel melakukan agresi militernya- PBB yang bermarkas di New York menyerukan agar israel segera menghentikan segala agresi militernya yang mengakibatkan jatuhnya korban tak berdosa. Tapi New York, juga seperti kota-kota lainnya diseluruh penjuru dunia, di mana kecaman lahir, terasa begitu jauh dari Palestina dan Israel. Suara kecaman terdengar begitu sayup-sayup.

***
Sejarah tampaknya tak pernah mengenal senjakala bagi penjajahan. Hari-hari ini kita saksikan hal itu datang dari negeri para nabi. Tentang bom yang meledak, tentang besi dan darah yang bercampur. Tentang mayat yang terkapar.. tentang rumah yang hancur, tentang anak-anak yang terluka. Tentang air mata yang membanjir... Tentang manusia, nyawa dan jiwa, yang dipandang tak lebih tinggi dari satu ideologi.

Atas nama tanah suci dan hak eksklusif orang yahudi atasnya, Israel seperti punya kebebasan yang tak terbatas untuk menteror penduduk Palestina: menyerang, menembak, melukai, dan bahkan membunuh.

Yang sungguh-sungguh telah mati adalah empati pribadi, suara dalam hati yang menandaskan bahwa manusia lain adalah satuan yang serupa dengan diri sendiri dan karena nya berhak untuk diperlakukan serupa dengan bagaimana diri ini ingin diperlakukan. Suara hati telah dibungkam dan dikubur rapat-rapat dalam satu kotak di sudut hati demi satu tujuan, ideologi, keyakinan yang ‘lebih tinggi’.

Maka tak cukup batas yang keras: tak cukup tembok setinggi 10 meter sepanjang 650 kilometer dengan kawat berduri, radar, kamera dan parit untuk menutup Palestina.

***

Apa yang terjadi ketika sebuah tata yang dianggap tak adil, begitu dikecam dan dikutuk, tapi juga tak bisa dirobohkan?

Mungkin pada akhirnya suara kecaman akan berubah menjadi seperti kata-kata penyair: berharap mengubah dunia menjadi lebih manusiawi tapi ternyata tak bisa mengubah apapun kecuali mengubah penyairnya sendiri.

tapi saya selalu yakin sebuah Hukum Alam yang berlaku. aturan sederhana tapi saya yakin seyakin-yakinnya hukum tersebut: bahwa siapa yang menabur angin akan menuai badai.
Cepat atau lambat.

untukmu zionis: semoga sejuta badai menghancurkanmu!

No comments: