16 February 2008

22 terlampaui

Selama setahun kemarin, aku masih tinggal di Malang. Masih kuliah di Brawijaya, di tahun yang kelima. Masih berdekat dengan semua yang akrab selama 4 tahun sebelumnya.
Setahun terlewat. Banyak sudah yang dialami, Aku pun belajar tentang diri sendiri, tentang cita-cita, tentang cinta, dan kerinduan. Mencoba kembali membuka lembaran kehidupan dari apa yang telah kugoreskan selama setahu kemarin, dan berusaha bercermin daripadanya. Belajar bertanya lagi, siapa seorang bambang ini, apa cita-citanya, berubahkah selama setahun kemarin, mau kemana, sudah sampai mana perjalanannya, apa kesukaannya... dan apakah sudah bijak dalam menjalani jatuh bangunnya kehidupan.

aku pun belajar tentang posisi, dan keaadaan diriku hari ini.
 tentang posisi, serta apa yang aku kerjakan hari ini, dan tentang cita-cita yang belum tercapai, aku kembali meyakinkan bahwa semua keadaanku sampai sekarang adalah dari pilihan dan keputusan Allah. Adalah putusan dari Yang Maha Merencanakan. Maka adakah yang lebih baik dari rencana dan putusan Allah?? Sehingga, belajar untuk terus-menerus (bisa) bersyukur dari apa yang didapatkan adalah satu-satunya cara yang layak untuk di hidupi. Satu-satunya cara untuk hidup. Sadar, meskipun tidak sepenuhnya bisa aku lakukan setiap saat. Seperti juga di semester ini, aku menemukan sedikit penyesalan mendapatkan diri belum selesai kuliah. Mendapatkan target tidak tercapai.

Banyak hal sudah terlewati, namun masih banyak lagi yang akan terjadi.
Kini, duapuluh tiga sudah terhampar dihadapan menunggu dilewati. Segala kewajiban dan idealisme hadir memenuhi relung pikir dan jiwa. Kewajiban pada keluarga, orang tua, sahabat, agama, organisasi, bangsa, semua mulai terangkum dalam hati. Pekerjaan menyelesaikan skripsi, lulus, bekerja, menikah, sampai gambaran tentang masa depan menjadi bayangan kegelisan tersendiri. Pertanyaan bagaimana harus mengerjakannya, Bagaimana melewatinya hadir dan benar-benar memaksa otak dan hati berkesiap.
Benar-benar, solusi dari ketidakmampuan berpikir, ketidak sanggupan hati merasa mempersiapkan masa depan, adalah kembali tergantung kepada pertolongan Allah. Bahwa hanya Ia-lah yang akan menolong. Bahwa hanya Ia yang akan memberi jalan dalam menghadapi semuanya.

Tolong hamba ya Allah.

syukurku atas semua nikmat-Mu.
beberapa belas sahabat, keluarga, perjalanan.
semoga tak menjadi sia-sia. dan takkan kubiarkan menjadi  sia-sia.

Sujudku pun takkan memuaskan inginku
‘tuk hanturkan* sembah sedalam kalbu
Adapun kusembahkan syukur padamu ya Allah
Untuk nama,harta dan keluarga yang mencinta
Dan perjalanan yang sejauh ini tertempa
Alhamdulillah pilihan dan kesempatan
Yang membuat hamba mengerti lebih baik makna diri
Semua lebih berarti akan mudah dihayati
Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah….

(Dian Sastro)


to2, makasih bgt mau minjemin harpottnya.

2 comments:

senyumlah pada dunia said...

yukurku atas semua nikmat-Mu.
beberapa belas sahabat, keluarga, perjalanan.
semoga tak menjadi sia-sia. dan takkan kubiarkan menjadi sia-sia.

Sujudku pun takkan memuaskan inginku
‘tuk hanturkan* sembah sedalam kalbu
Adapun kusembahkan syukur padamu ya Allah
Untuk nama,harta dan keluarga yang mencinta
Dan perjalanan yang sejauh ini tertempa
Alhamdulillah pilihan dan kesempatan
Yang membuat hamba mengerti lebih baik makna diri
Semua lebih berarti akan mudah dihayati
Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah…

Alhamdulillah..bertambah lagi yee
tetap semangat aja......
tetap kokoh pijakan dan pundak..yaa

Anonymous said...

Selamat Ultah akhi