29 January 2008

pilih di bodohi kembali

di desa yang daerahnya luas, tanahnya subur, penduduknya banyak, terjadilah kegemparan. Karena hampir setiap hari di desa tersebut terjadi perampokan. Pencurian, dan penipuan. Hampir disemua tempat terjadi pencurian: di pasar2, kantor2 kadipaten, perusahaan2 swasta, di hutan2. Harta2 dicuri dari rumah penduduk.

Penduduk marah. Geram. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak. Berbagai upaya dilakukan untuk menangkap pencuri, namun tetap saja pencuri masih bisa beraksi. Akhirnya Penduduk putus asa. Ketakutan. Karena takut mereka menjadi bisu.
Sungguh benar manusia mempunyai mekanisme pertahanan yang khusus untuk menjadikan bencana yang menerjang terus menerus menjadi hal yang biasa-biasa saja. Begitu pula dengan keajaiban mukjizat.

Sampai di satu waktu pencurian, penipuan, berhenti. Tidak terjadi lagi. sidik punya sidik, rupanya pemimpin pencuri tersebut sakit dan lalu mati.

Namun tak lama berselang penduduk desa tersebut digemparkan dengan pencurian dan perampokan dengan modus operandi yang baru. Kini pencurian dan perampokan lebih parah. Mereka tidak hanya mencuri tapi merusak. Pasar dibakar. Sawah2 dirusak. Lumbung padi dibakar. Hutan dijarah. Persediaan makanan habis dan lalu harga mencekik. makanan susah di dapat. kayu bakar tak bisa dicari karena hutan2 lenyap. panik.

Penduduk berusaha menangkap pencuri tersebut namun semua usahan2nya menemui kegagalan.
Mereka kembali marah. Dan akhirnya putus asa “lebih baik pencuri yang pertama” katanya.

oh, mereka merindukan pencuri yang pertama.

ini sebagai sebagian contoh kecil saja dari sebagian masyarat ditengah2 kita yang ga berani melangkah kedepan. dari pada melaju kedepan di lorong gelap tanpa kepastian menemukan ujung mereka lebih mudah memilih untuk kembali: di tipu lagi. Lebih suka dirampok lagi, lebih senang dibodohi dan diperkosa kembali.  
sepertinya masih akan lama masyarakat kita  dipecundangi oleh maling2!


Modifikasi dari cerita (alm) KH. Rahmat Abdullah.
Cerita dari Pepatah arab yang berbunyi Rahimallhu Asariqul Awal (semoga Allah mengasihi pencuri terdahulu).


1 comment:

Anonymous said...

Ada kisah lagi, seorang perampok, setelah merampok dia menyisihkan uang sepuluh ribuan untuk korban yang dicopetnya.

kemudian dia bilang, nih buat ongkos pulang, lain kali, kalau bawa dompet atau tas hati2

si korban malah menangis...

Betapa akhlaq yang baik menjadi penghias bagi setiap manusia yang membawanya...

Salam,
Suaidi Bakhtiar