beberapa hari lewat saya pernah melihat di teve, sebuah barisan
panjang dari rakyat untuk mengantri membeli minyak tanah. beberapa
hari lewat saya pernah membaca koran tentang kesulitan 'rakyat
kecil' untuk mendapatkan minyak tanah.
di akhir agustus ini, disaat banyak orang terhipnotis dengan gempita
kemerdekaan, saya mencoba kembali melihat arti kemerdekaan bagi
"rakyat kecil". sebelum terlampau mabuk dengan 'cekokan' kemerdekaan
yang mewah.
seorang tua, dengan kerut berlipat diwajahnya, tampak mengantri
panjang hanya untuk mendapatkan jatah 2 liter minyak tanah. dari
usianya mungkin ia adalah bagian dari tumbal perjuangan masa
kemerdekaan. dari keriputnya jelas ia telah hidup di masa orde lama.
dari rambutnya yang tlah memutih, ia telah menghabiskan rezim orde
baru. namun jelas! semua masa sejak Indonesia merdeka sampai kini ia
tetap rakyat jelata. tetap bagian dari rakyat yang menjadi tumbal.
yang jelas, di saat perayaan kemerdekaan riuh di mana-mana dan
berbicara macam-macam tentang makna kemerdekaan ia mungkin akan
menjawab. merdeka berarti semua orang bisa membeli minyak tanah.
Sederhana, dan karena kesederhanaanya itu bikin hati jadi terenyuh.
karena wa-lau-pun sudah lebih dari 60 tahun indonesia merdeka namun
tidak semua orang bisa hidup layak.
masih banyak kisah di potongan pulau-pulau Indonesia,
tentang mereka yang terpinggirkan. tak ada rumah untuk berlindung dikala malam,
istirahat di saat lelah, atau rebahan disaat capek. apalagi minyak tanah...
kedengaran sederhana namun menjadi sangat sulit.
karena ada tuntutan persamaan kesempatan disana.
ada tuntutan hidup layak yang sejahtera. yang entah sampai kapan
akan bisa dinikmati semua orang di negeri tercinta ini.
sesuatu yang semakin suram karena banyak ketimpangan kesempatan disana-sini.
kesempatan sekolah hanya menjadi bagian dari 'si kaya', kesempatan mendapakan keadilan
-di dunia peradilan yang memegang peluit peri kehidupan- semakin keruh.
kesempatan mendaptkan kesehatan semakin ringkih.
kesempatan keamanan semakin langka karena banyak pungli dimana2. perlindungan hukum ga ada.
Kata Goenawan Mohamad,
orang ingin merdeka karena ia tahu apa artinya tidak merdeka.
Tidak merdeka berarti: tiap saat siap ditempeleng, dilucuti, dibentak-
bentak, diusir, dihina, diserobot, didiskriminasi, dilempar ke dalam sel,
dan/atau dibunuh. Anehnya retorik Agustusan yang sekarang tak banyak
bicara soal kesakitan itu bahkan sering terdengar kata “mengisi kemerdekaan”,
seakan kemerdekaan adalah “sebuah ruang kantor yang kosong,
yang necis, gratis dan tinggal diberi perabotan.”
kemerdekaan adalah barisan perjuangan.
deretan pengorbanan di masa lalu.
semua orang bisa beli minyak tanah.....
adalah sebuah impian yang layak dan harus terus dikejar.
merdeka kata yang sering
diucapkan namun mulai lupa untuk dihayati
No comments:
Post a Comment