“Mas, sampeyan wartawan yang meliput ini kan, Mas? Tolong selamatkan tanah saya, Mas. Rumah saya digusur.”
Seorang Ibu dengan gurat-gurat dalam di wajahnya menatapku. Tangannya menggenggam tanganku penuh harap.
Saya diam, tak bisa apa-apa.
Dalam sejam, buldoser meratakan rumahnya.
Dan barangkali karena hanya sebuah koran, jika berita ini terbit esok hari, ia hanya akan jadi berita kecil beberapa kolom mengisi halaman dalam di pojok bawah.
Kecewakah si Ibu?
Pers hanya satu pilar di negara ini..
No comments:
Post a Comment