Awal Februari lalu, penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
mengadakan lomba membuat puitwit. Lomba semacam ini sebenarnya lumrah diadakan sebuah
akun penerbit. Selain untuk menambah follower, juga untuk promosi buku. Saya
pun ambil bagian mengikuti lomba tersebut dengan saat itu mensyaratkan kata
kunci ‘gula’.
Puitwit adalah jenis puisi yang populer di jejaring Twitter.
Tak ada yang berbeda dengan puisi umumnya, hanya saja puitwit dibatasi jumlah karakter.
Puitwit tak boleh lebih dari 140 karakter dan dibuat dalam batas waktu yang
ketat. Khusus KPG, hanya berlangsung pada jam kerja. Jam 9 pagi-5 sore. Lumayan
menantang. Apalagi dalam membuat puitwit disyaratkan untuk memakai kata kunci
tertentu.
Maka, disela-sela liputan, otak saya berputar-putar dan terus memikirkan kata gula. Akhirnya menjelang siang saya menemukan satu kalimat yang pas. Saya tulis di akun Twitter saya @1bambang.
Tadi pagi ibuku menyeduh kopi tanpa gula. “Sesekali sesaplah
yang pahit-pahit agar tak mudah gila,” pesannya.
Puitwit di atas meski tak menang, masuk dalam tujuh puitwit
terbaik yang dipilih oleh juri Joko Pinurbo. Saya senang.
Lalu saya kembali membuat lagi meski batas waktunya sudah jauh
lewat.
Gila, gula, galau adalah nama penyakit. Obatnya ada di
rumahsakit jiwa, rumahsakit umum, dan rumahsakit rindu.
Gimana?
Kamu sudah pernah bikin Puitwit?
No comments:
Post a Comment