Malam kemarin saya nonton film Inglourious Basterds yang dibintangi Brad Pitt. Film lama
buatan tahun 2009. Film parodi yang disutradarai Quentin Tarantino ini membuat
saya tersenyum-senyum di sepanjang cerita. Terasa sekali kalau Tarantino membuat
film kritik ini sambil main-main.
Salah satu yang menarik dalam film tersebut adalah ketika terbongkarnya
identitas mata-mata Amerika yang ditugaskan membantu operasi Kino. Operasi Kino adalah sebuah operasi rahasia yang bertujuan membakar perwira-perwira tinggi
SS, temasuk pemimpin tertinggi, Hitler- di dalam bioskop.
Nah, terbongkarnya identitas si mata-mata oleh prajurit Jerman sepele sekali: gara-gara
keliru mengacungkan jari saat memesan minuman di sebuah kafe. Si mata-mata mengacungkan
telunjuk, jari tengah dan jari manis untuk mengisyaratkan “tiga”. Padahal orang
Jerman biasanya mengacungkan jempol, telunjuk dan jari tengah untuk
mengisyaratkan “tiga”.
Sekedar informasi, orang Jerman mengacungkan jempol untuk menyatakan “satu”. Ibu
jari dan telunjuk untuk dua, begitu seterusnya hingga “lima”, di mana kelingking adalah jari yang
terakhir diangkat. Sementara, orang Amerika sama seperti di Indonesia, mengacungkan
telunjuk untuk “satu”, telunjuk dan jari tengah untuk “dua”, dan begitu
seterusnya hingga “lima” dengan ibu jari yang paling terakhir diangkat.
Beda di Indonesia,
beda di Jerman, beda juga di Serbia.
Di Serbia, “satu” dimulai dengan mengacungkan kelingking dan terakhir mengacungkan ibu jari untuk "lima".
Kecil tapi signifikan dalam sebuah identitas. Begitulah identitas. Hal-hal kecil, sepele,
namun sudah melekat menjadi sifat bawaan dalam aktivitas sehari-hari. Sampai kita
sendiri biasanya tidak menyadari.
Memang seperti itulah identitas. Dipengaruhi oleh budaya
setempat dan bahkan keluarga. Entah untuk orang lain, tapi dalam kasus saya, cara melipat
pakaian, cara menyetrika, atau cara mencuci, semuanya saya tiru dari bagaimana cara ibu
melakukan itu semua. Begitu juga dengan makanan. Saya menganggap makanan yang
enak itu makanan yang mendekati masakan ibu. Subjektif memang, tapi itulah
identitas menurut saya.
Entahlah..
1 comment:
Assalamualaikum...singgah perdana...nice entry...
Post a Comment