Merayakan ide, makna, rasa dalam bahasa. Sebelum terperangkap dalam ketidaktahuan dan ketidakmampuan mengungkap.
15 February 2011
Marwita Marganing Maruta
Kalimat di atas saya temukan dari bagian kedua dari trilogi Roro Mendut-nya Romo Mangun: Genduk Duku.
Kata tersebut diucapkan Slamet, suami Genduk Duku, saat mencoba menenangkan istrinya yang tiba-tiba saja menghadapi nasib yang tak menentu. Saat rencana yang sudah ditata baik-baik tiba-tiba direnggut kasar dan paksa oleh kekuasaan.
Marwita marganing maruta, berguru pada jalannya angin.
Kata yang punya cerita, marwita marganing maruta adalah nasihat kuno dari para nelayan. Berguru pada jalannya angin, adalah nasihat untuk memanfaatkan berbagai kondisi alam sekitar untuk sebuah kemajuan.
“Angin dorong dari belakang, maupun angin lawan dari muka, keduanya dapat dimanfaatkan agar perahu dapat maju”.
Nasihat memang selalu enak untuk didengar. Apalagi dipetuahkan. Namun saat melaksanakan, sungguh perkara yang berbeda.
Dulu, Saya sering prustasi jika menghadapi keadaan dimana rencana yang sudah tertata, kemudian terenggut. Rencana yang tersusun lenyap di tikungan.
Saat inipun saya masih terus berjuang mengalahkan ketakutan-ketakutan yang ada dalam diri saya. tentang mimpi, tentang harapan. Dan sungguh itu tak mudah. sering mengecewakan malah.
Namun, setidaknya saya masih dan akan terus mencoba. Ah, adakah cara lain selain mencoba?
rencana.., percayalah
Allah Maha Tahu, Kita tidak tahu apa-apa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
mangkane dulu sering terlihat galau he he
dulu galau pasti karena gak punya uang.. :))
Post a Comment