Merayakan ide, makna, rasa dalam bahasa. Sebelum terperangkap dalam ketidaktahuan dan ketidakmampuan mengungkap.
26 November 2008
Langit
Langit, bauran awan bergugus, warna tersapu tanpa mengganggu. Di awal hari atau di ujung senja. Merah aprikot, indigo, putih, biru yang sebiru-birunya, atau yang manapun. Sekedar menatapnya, sekejap atau lekat, dan padanya serahkan lelah yang memeluk diri.
Langit, di mana pandang tak terhalang. Tak ada tiang, tak ada atap dan sekat. Tak berbatas. Umum yang luas namun tetap privat. Bulan, mentari, bintang, berganti menghias. Harapan masa depan, rahasia yang tak tersingkap. Saksi segala catatan peradaban.
Langit, gantungan harapan dan cita-cita. Carik kenyataan diam-diam berhenti menyelimuti. Sekedar merindu mimpi selanjutnya. Mendung datang menghalang pandang. Bisik tugas dalam benak menyeruak memeluk. Aku melangkah pergi.
Malang, November 2008.
Saat langit biru yang sebiru-birunya menjadi langka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
indahnya langit nan biru... tak tertutup awan kelabu apalagi asap polusi... hmmm.... apa masih sering tampak di Malang?
kapan ya di batavia bisa menjumpai langit biru kayak gitu..
just in my imagination...
Langit... terkadang kau membiru, terkadang kau menghitam, terkadang kau memutih.
seperti perasaanku terkadang mengharu biru, terkadang menghitam kelam, terkadang memutih suci...
Post a Comment